Jumat, 18 Maret 2016

PENGARUH GLOBALISASI

PERLAWANAN TERHADAP
USAHA PEMBERANTASAN BUDAYA
HEDONISME

















NAMA    : MAAJID JATI L
KELAS   : 1TA04
NPM       : 13315974
DOSEN  : EMILIANSHAH BANOWO



UNIVERSITAS  GUNADARMA

DAFTAR ISI






Kata pengantar..............................................................................................................................   ix
Pendahuluan.................................................................................................................................. iix








Bab I   
·         Hedonisme........................................................................................................................    1



Bab II
·         Hedonisme dikalangan Remaja.........................................................................................     3
·         Hedonisme dikalangan Remaja Dalam Ilmu Sosial..........................................................    4
·         Hedonisme dikalangan Remaja Apabila ditinjau dari.......................................................    5
·         Dampak Hedonisme dikalangan Remaja .........................................................................    7




 Bab III Penutup
·         Kesimpulan ......................................................................................................................    9
·         Saran ................................................................................................................................    9




Lampiran
·         Daftar pustaka...................................................................................................................   10










KATA PENGANTAR


K
etika zaman mulai berubah, adat dan istiadat pun berubah mengikuti perubahan zaman tersebut. Maka dari itu kita sebagai generasi penerus Bangsa harus tetap menjaga kebudayaan daerah kita masing – masing  sebagai Warga Negara Indonesia yang cita akan Tanah Airnya.


            Tidak harus menghafalkan secara detail budaya kita, namun setidaknya kita mengetahui secara garis besar budaya Negara kita. Jangan kita hanya mengikuti tren yang sedang berlaku karena tren yang baru belum tentu lebih baik dari kebudayaan yang dimiliki oleh Negara kita sendiri.


            Dengan berbagai macam budaya yang dimiliki Indonesia kita patut berbangga karena Negara kita saja yang paling banyak memiliki berbagai macam  budaya. Dengan begitu kita wajib melestarikan budaya yang kita miliki, bukanya kita malah mengikuti budaya (Hedonisme) budaya Negara bagian barat yang sukanya befoya – foya dengan gaya hidup mereka.


            Karena kurangnya rasa percaya diri kita dengan budaya yang kita miliki, seolah – olah budaya kita seperti (katro) padahal budaya yang kita miliki sangat erat hubunganya dengan Ke Tuhanan dan hubungan sosial antara sesama manusia. Yang sangat mercerminkan bahwa kita hidup di dunia ini adalah untuk saling membantu agar mencapai tujuan yang baik dengan cara bergandengan  tangan.
ix
PENDAHULUAN



A.        Latar belakang
Interaksi Manusia dengan Manusia lainya sangat erat kaitannya dengan  Komunikasi yang menjadi patokan dalam berhubungan dalam  interaksi. Dalam hakikatnya, setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan  manusia lainnya menjadi berkesinambungan. Apabila ada seseorang menyebarkan informasi maka seseorang yang lain akan menangkapnya sebagai informasi baru, akan tetapi apabia informasi itu mengandung unsur negative maka sama saja akan menyebarkan virus virus yang  merusak banyak orang.


B.        Tujuan dan Manfaat
a.         Tujuan :
-           Menyelesaikan tugas dari Bapak Dosen Emilianshah Banowo.
-           Membagikan ilmu yang kita ketahui kepada pembaca.
-           Melatih dalam membuat karya ilmiah.
b.         Manfaat :
-           Menambah pengetahuan para pembaca.
-           Mengetahui kisruh yang terjadi akibat budaya Hedonisme.
c.         Rumusan masalah
-           Apa saja masalah yang dapat ditimbulkan dari budaya Hedonisme?
-           Bagaimana kita menanggapi budaya Hedonisme  tersebut?                                                           






iix

BAB I
Hedonisme

Karakteristik Hedonisme
Karakteristik hedonisme adalah kebendaan dengan ukuran fisik harta, atau apa saja yang tampak, yang dapat dinilai dengan uang. Jadi disini orang yang sudah senang karena harta bendanya yang banyak, sudah sama artinya dengan orang yang bahagia atau dengan kata lain : Bahagia = Kesenangan.
Disini hedonisme dalam pelaksanaannya mempunyai karakteristik:
  1. Hedonisme Egoistis
Yaitu hedonisme yang bertujuan untuk mendapatkan kesenangan semaksimal mungkin. Kesenangan yang dimaksud ialah dapat dinikmati dengan waktu yang lama
dan mendalam.
Contohnya: makan-makanan yang enak-enak, jumlah dan jenisnya banyak, disediakan waktu yang cukup lama untuk menikmati semuanya, seperti pada perjamuan makan ala Romawi. Bila perut sudah penuh, maka disediakan sebuah alat untuk menggitit kerongkongan, dengan demikian isi perut dapat dimuntahkan keluar, kemudian dapat diisi kembali jenis makanan yang lain, sampai puas.
  1. Hedonisme Universal
Yaitu suatu aliran hedonisme yang mirip dengan ulitarisanisme = kesenangan maksimal bagi semua, bagi banyak orang.
Contohnya: bila berdansa, haruslah berdansa bersama-sama, waktunya semalam suntuk, tidak boleh ada seorang pun yang absen, ataupun kesenangan-kesenangan lainnya yang dapat dinikmati bersama oleh semua orang.
Sebenarnya tidak bisa disangkal lagi bahwa hedonisme banyak jenisnya, secara garis besarnya kesenangan dapat dibagi atas dua golongan:

  1. Kesenangan Fisik
Yang pokok disini ialah kesenangan yang dapat dirasakan dinikmati oleh batang tubuh/raga. Sumber dan jenisnya dari makan minum, yang menerima kesenangan itu dari tenggorokkan sampai keperut. Hasil kesenangan itu biasa dinilai dengan sebutan nikmat, enak, sedap, nyaman, delicious, dan sebagainya.
Bila sumbernya hubungan badani (coitus), maka yang menerima kesenangan itu adalah alat kelamin, seluruh badan jasmani, dimana hasil kesenangan itu dinilai dengan sebutan: nikmat, enak, sedap dan sebagainya.
Bila sumbernya sebagai hasil kerja, misalnya pekerjaan tangan, atau sesuatu yang menggunakan tenaga seperti pekerjaan di pelabuhan, di kebun, di pertambangan, dan sebagainya, maka kesenangan itu dinilai dengan sebutan: memuaskan, beres, selesai, upahnya pantas dan sebagainya.

  1. Kesenangan Psychis/Rohani
Bila sumbernya itu sebagai hasil seni, apakah bentuknya itu berupa puisi atau prosa, lukisan atau patung, atau serangkaian lagu-lagu merdu/musik, maka hasil kesenangan itu dinilai dengan sebutan: menarik, hebat, indah, memuaskan mengasikkan, dan sebagainya. Penilaian ini diberikan oleh rasa, emosi, dan getaran jiwa.
Bila sumbernya itu berasal dari hasil pikir, yang merasakan kesenangan itu adalah otak, pikir, dimana hasil kesenangan itu dinilai dengan sebutan: ilmiah, merangsang otak, hebat, pemikiran yang mendalam, intellegensi yang tinggi, mengagumkan dan sebagainya.
Bila sumbernya adalah kepercayaan yang menikmati kesenangan itu adalah jiwa, perasaan, rohani, hati, dimana kesenangan itu dinilai dengan sebutan: menentramkan jiwa, meresapkan rasa iman, rasa takwa, syahdu, suci, yakin dan sebagainya.
Karakteristik menurut Pospoprodijo (1999:71) Kesenangan yang dimaksud adalah kesenangan untuk hidup saja, yakni kesenangan yang kita dapat dengan perantara kemampuan-kemampuan kita dari subyek-subyek yang mengelilingi kita didunia ini.


BAB II
Hedonisme di Kalangan Remaja

“Hedon” Virus ini tidak hanya menyerang orang dewasa yang sudah bekerja. Tetapi anak hingga orang tua tak luput dari ancaman virus ini.Anak punya kecenderungan hedonistis.Akibat kodrat biologis dan belum jalanya daya penalaran, anak harus bergantung pada ibu atau orang lain.Minum dibuatkan, makan disuapin, jalan jauh merengek minta gendong.Ia menggantungkan hidupnya pada orang lain karena memang ia belum sanggup mengerjakan sendiri.Ia hanya ingin nyaman dan nikmat Hedonis?Ya,tapi lebih tepat disebut hedonis secara biologis.Bersama dengan berjalannya waktu dan proses sosialisasi,ia akan mulai punya kesadaran dan kemampuan menentukan pilihan.Nah,kalau ia sudah sampai pada taraf kesadaran seperti itu namun tetap bersikap”kebayi-bayian”seperti tadi,barulah ia disebut hedonis.
Generasi yang paling tidak aman terhadap sebutan hedonis adalah remaja.Paham ini mulai merasuki kehidupan remaja. Remaja sangat antusias terhadap adanya hal yang baru. Gaya hidup hedonis sangat menarik bagi mereka. Daya pikatnya sangat luar biasa, sehingga dalam waktu singkat munculah fenomena baru akibat paham ini.Fenomena yang muncul, ada kecenderungan untuk lebih memilih hidup enak, mewah, dan serbakecukupan tanpa harus bekerja keras. Titel “remaja yang gaul dan funky ” baru melekat bila mampu memenuhi standar tren saat ini.Yaitu minimal harus mempunyaihandphone, lalu baju serta dandanan yang selalu mengikuti mode. Beruntung bagi mereka yang termasuk dalam golongan berduit, sehingga dapat memenuhi semua tuntutan kriteria tersebut.Akan tetapi bagi yang tidak mampu dan ingin cepat seperti itu, pasti jalan gelaplah yang akan diambil. Tidaklah mengherankan, jika saat ini muncul fenomena baru yang muncul di sekitar kehidupan kampus..Misalnya adanya “ayam kampus” ( suatu pelacuran terselubung yang dilakukan oknum mahasiswi ), karena profesi ini dianggap paling enak dan gampang menghasilkan uang untuk memenuhi syarat remaja gaul dan funky.


            Hedonisme di Kalangan Remaja Dalam Ilmu Sosial


Hedonisme dapat terjadi karena adanya perubahan perilaku pada masyarakat yang hanya menghendaki kesenangan Semata.Perilaku tersebut lama kelamaan mengakar dalam kehidupan masyarakat termasuk para remaja yang pada akhirnya menjadi seperti sebuah budaya bagi mereka tingkat pengetahuan dan pendidikan juga sangat berpengaruh pada pembentukan sikap mental para remaja.Tapi sayangnya kadang semua hal itu terkalahkan dengan rendahnya cara berfikir mereka dalam menyikapi berbagai persoalan.Banyak diantara para remaja yang melarikan diri dari masalah dengan berhura-hura.Kebiasaan seperti inilah yang kemudian menjadi kebudayaan di kalangan remaja.

Dalam identifikasi mentalitas budaya yang dikemukakan Sorokin, sikap hedonisme yang telah menjadi budaya hedon di kalangan remaja dimasukkan dalam kebudayaan indrawi.Yaitu kebudayaan indrawi pasif dan kebudayaan indrawi sinis.
  1. Kebudayaan indrawi pasif yang meliputi hasrat menikmati kesenangan indrawi setinggi-tingginya (“eksplorasi parasit” ,dengan motto makan minum dan kawinlah sebab besok kita akan mati).Pola pikir seperti itulah yang mengajak para remaja hanya bersenang-senang selagi ada kesempatan,seakan-akan hidup hanya”mampir”karena itulah mereka hanya mengejar kesenangan,padahal masih banyak hal yang bernilai dalam hidup ini selain makan minum dan bersenang-senang saja.
  2. Kebudayaan indrawi sinis,yang mengejar tujuan jasmaniah dengan mencari pembenaran rasionalisasi ideasional ( yang sebenarnya tidak diterimanya ).Banyak hal yang dilakukan para remaja untuk mencapai apa yang diinginkannya,missal : seorang remaja putra ingin mempunyai motor blapa  model terbaru tapi karena dia tidak mempunyai uang maka dia rela menjadi pencuri agar memperoleh uang.Remaja tersebut membenarkan tindakannya karena dengan cara itu dia memperoleh apa yang diinginkannya.


                    

1.      Sejarah
Hedonisme adalah paham sebuah aliran filsafat dari Yunani..Asumsi awal dari faham ini adalah manusia selalu mengejar kesenangan hidupnya, baik jasmani atau rohani. Pencetus faham ini Aristipos dan Epikuros.Tujuan paham aliran ini, untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia. Mereka melihat bahwa manusia melakukan setiap aktivitas pasti untuk mencari kesenangan dalam hidupnya. Dua filosof ini menganut aliran yang berbeda. Bila Aris lebih menekankan kepada kesenangan badani atau jasad seperti makan, minum, dll, Epikuros lebih menekankan kepada kesenangan rohani seperti bebas dari rasa takut, bahagia, tenang batin dll. Namun, kedua-duanya berpendapat sama yaitu kesenangan yang diraih adalah kesenangan yang bersifat privat atau pribadi (egoisme) tapi diperlukan juga aspek lain yaitu pengendalian diri.
Kala itu, hedonisme masih mempunyai arti positif. Dalam perkembangannya, penganut paham ini mencari kebahagiaan berefek panjang tanpa disertai penderitaan. Mereka menjalani berbagai praktik asketis, seperti puasa, hidup miskin, bahkan menjadi pertapa agar mendapat kebahagiaan sejati.
Namun waktu kekaisaran Romawi menguasai seluruh Eropa dan Afrika, paham ini mengalami pergeseran ke arah negatif dalam semboyan baru hedonisme. Semboyan baru itu, carpe diem (raihlah kenikmatan sebanyak mungkin selagi kamu hidup), menjiwai tiap embusan napas aliran tersebut. Kebahagiaan dipahami sebagai kenikmatan belaka tanpa mempunyai arti mendalam.
Kedangkalan makna mulai terasa. Pemahaman negatif melekat dan pemahaman positif menghilang dalam hedonisme. Karena pemahaman hedonis yang lebih mengedepankan kebahagiaan diganti dengan mengutamakan kenikmatan.
  1. Ekonomi
Jaman semakin berkembang begitu juga dengan kebutuhan semakin lama semakin bertambah.Begitu juga dengan kebutuhan para remaja,makin lama makin bervariasi kebutuhan mereka.Untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan mereka harus ada yang namanya uang.Bagi yang orang tuanya tergolong berduit tentu bukan hal yang sulit jika mereka ingin bersenang-senang dan memenuhi apa yang mereka inginkan,misalnya beli baju,HP,perhiasan dan lain-lain.Tapi bagi mereka yang tergolong orang tuanya tidak mampu tentu akan mengalami kesulitan untuk memenuhi apa yang mereka inginkan seperti bersenang-senang dan berhura-hura.Karena itulah bagi mereka yang sulit dalam hal keuangan akan mengambil jalan pintas,misalnya menjual diri dan mencuri.
  1. Geografi
Hedonisme pada remaja bisa terjadi di mana saja,baik di kota maupun di desa.Karena Hedonisme dapat menjangkiti remaja berdasarkan pada sikap yang dimunculkan remaja tersebut.Misal ada remaja yang malas belajar tapi dia ingin memperoleh nilai yang baik dengan mencontek.Itu merupakan salah satu contoh kecil dari sikap Hedonisme.Kalau dilihat secara umum,memang hedonisme pada remaja banyak ditemukan di perkotaan karena di kotalah tersedia berbagai fasilitas yang bisa memenuhi apa yang para remaja inginkan.
  1. Budaya.
Budaya Liberal telah mulai berkembang dikalangan remaja,sikap hedonismepun mengakar dalam jiwa para remaja.Budaya hedonisme muncul dari proses pengaruh sosial yang diturunkan dari generasi ke generasi sebagai warisan sosial yang ditiru sebagai hasil dari proses pengaruh sosial.Warisan sosial tersebut terus berkembang mengikuti perkembangan sosial.
  1. Sosial
Pola interaksi dalam masyarakat beraneka ragam.Di kalangan remaja kaum hedonis sering dijumpai.Interaksi antar remaja terkotak-kotak pada status sosial yang biasa dilihat dari penampilan fisik.Semakin”wah”penampilan mereka,maka semakin menunjukkan tingkat status sosial yang lebih tinggi.Karena itulah agar dipandang memiliki status sosial yang tinggi mereka berlomba-lomba menjadi yang paling”wow”.



Dampak Hedonisme dikalangan Remaja


A. Individualisme
Orang yang sudah terkena penyakit hedonisme cenderung tidak memerlukan bantuan orang lain. Mereka lebih mementingkan hidup sendiri padahal manusia sudah di riwayatkan menjadi mahluk sosial kenapa harus hidup sendiri ?.
B. Pemalas
Malas merupakan akibat yang di timbulkan dari hedonisme, karena mereka selalu menyia-nyiakan waktu. Manusia yang tidak menghargai waktu. Padahal dalam islam waktu adalah pedang sekali terpotong idak akan bias kembali lagi
C. Pergaulan Bebas
Pengikut paham hedonisme dapat terjebak dalam pergaulan bebas yang dimana mereka selalu berada dalam dunia malam. Seperti clubbing, pesta narkoba, dan seks bebas. Budaya barat sudah sangat mempengaruhi kita lama lama budaya Indonesia akan terkikis terus apabila tidak adanya filter yang kuat.
D. Komsumtif
Hedonisme cendurung konsumtif ,karena menghabiskan uang untuk membeli barang-barang  hanya untuk kesenangan semata tanpa didasari kebutuhan.(Besar pasak dari pada tiang)
E. Boros
Menghambur-hamburkan uang untuk membeli bernbagai barang yang tidak penting, hanya untuk sekedar pamer merk/ barang mahal.
F.  Kriminalitas
Dalam paham hedonisme seseorang dapat berbuat kriminal/ melanggar hukum, karena orang yang menganut paham ini cenderung akan berbuat apa saja sekalipun melanggar hukum, hanya untuk memenuhi kesenangannya sendiri, tanpa pernah memikirkan akibatnya.
G. Diskriminasi
Sikap membedakan stratifikasi sosial, dan merasa bahwa dirinya  lebih tinggi atau berbeda kelas serta golongan dari orang lain.


H. Egois
Hedonisme cenderung mengarah kepada sifat mementingkan diri sendiri. Tanpa memperdulikan orang lain. Yang terpenting kesengannya tercapai.
I.  Tidak Bertanggungjawab
Menjadi individu yang tidak bertanggung jawab terutama kepada dirinya sendiri, seperti menyia-nyiakan waktu, dan mementingkan kesenangannya saja.
J.  Korupsi
Memperkaya diri sendiri, tetapi menggunakan cara yang melanggar hukum, yaitu memeras orang lain untuk memenuhi kebutuhnnya sendiri.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Hedonisme di kalangan remaja telah berkembang pesat mengikuti perkembangan jaman yang ada, pola pikir yang hanya mementingkan kesenangan saja membuat para remaja terbuai dalam sebuah kehidupan yang kadang tidak realistis(fana).Yang penting senang,senang dan senang.Tak mau bersakit-sekit dulu,inginya senang-senang selalu,itulah moto yang banyak dipakai para remaja untuk menikmati hidup ini. Tidak Seperti Pepatah(Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang ketepian,Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian).
Setiap manusia pasti ingin merasakan kenikmatan dan kesenangan, apalagi para remaja.Tapi sayangnya untuk memperoleh kenikmatan dan kesenangan tersebut banyak remaja yang menghalalkan segala cara.Apapun mereka lakukan,agar apa yang mereka inginkan dapat mereka peroleh tanpa peduli dengan resikonya.

Saran
      
       Untuk Menjadi pribadi yang tidak “Hedonisme” kita harus memperkuat iman kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa, agar kita terhindarkan dari segala macam bahaya. Untuk para orang tua hendaknya meningkatkan control pada anak-anak.Tanamkan nilai moral yang nantinya berguna bagi mereka. Sedangkan bagi para remaja,berpikirlah dulu sebelum bertindak jangan hanya mengejar kesenangan saja.Masa depan masih panjang,masih banyak hal yang berguna yang dapat kalian lakukan.



DAFTAR PUSTAKA











Pembersihan di Birokrasi, Kompas, 22 Juli 2008.
Pemberantasan Hedonisme Terancam, Kompas, 08 Mei 2009.
rizkaarifin.blogspot.co.id/2014/03/hedonisme-di-kalangan-remaja.html